Pemerintah Inggris akan memangkas pelajar asing yang belajar di negaranya hingga angka puluhan ribu orang. Hal ini dilakukan sebagai upaya pemerintah untuk mengurangi imigrasi serta menindak para penyalahgunaan visa.
Menteri Dalam Negeri Inggris Theresa May, Selasa, 23 November 2010, mengatakan bahwa setengah dari para pelajar asing tidak memiliki visa belajar di perguruan tinggi Inggris.
Visa yang mereka miliki adalah visa A-level dan GCSEs, yaitu visa untuk kursus atau untuk bidang studi tertentu. May mengatakan bahwa terdapat kenaikan lebih dari 40 persen jumlah perguruan tinggi palsu. Kebanyakan dari perguruan tinggi tanpa izin ini menawarkan pendidikan tanpa gelar atau kursus bahasa.
“Kami memperkirakan hampir separuh dari semua pelajar asing di Inggris datang untuk menempuh pendidikan di bawah tingkat universitas,” ujar May.
May juga mengatakan kementeriannya akan mengkaji ulang standar kursus yang dapat diikuti pelajar asing, kriteria pelajar serta kemampuan bahasa Inggris mereka.
Kementerian juga akan memastikan para pelajar ini akan kembali ke negaranya segera setelah studinya selesai, serta mengkaji hak mereka untuk bekerja di Inggris.
Kementerian Dalam Negeri yang dipimpin May juga akan mengumumkan batas jumlah para pekerja migran untuk tahun depan. Diperkirakan jumlahnya akan sekitar 40 ribu, hal ini merupakan penerapan dari rencana Perdana Menteri Inggris, David Cameron, untuk menurunkan angka migran dari 196 ribu ke angka puluhan ribu.
Rencana ini mendapat penentangan dari para pemimpin universitas dan beberapa anggota parlemen Inggris. Mereka takut pembatasan jumlah pelajar akan merusak reputasi Inggris sebagai salah satu negara tujuan utama pendidikan, sekaligus juga mengurangi pemasukan yang akan diberikan oleh para pelajar.
May menampik hal ini dengan mengatakan bahwa dia hanya akan menyaring pelajar yang hendak mengambil kursus ke Inggris, bukan yang ingin berkuliah.
“Saya jelaskan di sini, saya tidak akan mencegah mereka yang datang untuk mendapat gelar sarjana dan saya akan melindungi institusi akademis Inggris yang bertaraf internasional,” ujar May.
Sumber:http://dunia.vivanews.com/news/read/190198-inggris-pangkas-pelajar-asing