Kapal legendaris Titanic diyakini tenggelam karena awaknya tidak melihat gunung es di depannya. Mereka berlayar terlalu cepat dan gagal menghindari gunung es, hingga akhirnya menabrak dan tenggelam.
Sebuah buku baru berjudul Good as Gold, mengungkapkan fakta terbaru, pengemudi dan awak kapal dipercaya melihat gunung es tersebut. Namun karena panik mereka berbalik dengan cara yang salah. Jadi Titanic tenggelam karena kesalahan dasar kemudi.
Menurut buku itu, kapal punya banyak waktu untuk melewati gunung es tapi juru mudi panik. Pada saat kerusakan tersebut telah diperbaiki, sudah sangat terlambat dan sisi kapal itu dengan fatal tertabrak oleh gunung es.
Bahkan kemudian para penumpang dan awak bisa diselamatkan jika tetap tinggal di kapal dan bukannya terus berlayar yang menyebabkan air masuk ke dalam lambung yang rusak.
Pemberitahuan, yang keluar hampir 100 tahun setelah bencana, dirahasiakan sampai sekarang oleh keluarga petugas paling senior yang selamat dari tragedi itu.
Pejabat pembantu Charles Lightoller menutupi kesalahan tersebut karena ia khawatir pemilik kapal akan bangkrut dan membuat rekan-rekannya keluar dari pekerjaan. Sejak kematiannya, hal itu tetap tersembunyi karena takut akan merusak reputasinya.
Tapi sekarang cucunya penulis Lady (Louise) Patten telah mengungkapkan hal itu dalam novel barunya. "Itu hanya membuat semua tampak lebih tragis," katanya. "Mereka dengan mudah bisa menghindari gunung es jika bukan karena kesalahan itu."
Kesalahan pada pelayaran kapal perdana antara Southampton, Inggris menuju New York pada tahun 1912 itu terjadi karena pada waktu itu pelayaran di laut mengalami pergolakan besar karena konversi dari berlayar ke kapal uap.
Perubahan ini berarti ada dua sistem kemudi yang berbeda dan perintah yang berbeda yang menyertainya. Beberapa awak kapal Titanic menggunakan dua sistem perintah, yakni Tiller kuno dan Rudder. Gawatnya, kedua sistem kemudi adalah berlawanan satu sama lain.
Jadi perintah untuk berbelok keras ke kanan berarti memutar roda kanan di bawah sistem Tiller dan kiri di bawah Rudder.
Ketika Petugas utama William Murdoch melihat gunung es dua mil jauhnya, perintahnya disalahartikan oleh Juru kemudi Robert Hitchins. Dia membelokkan kapal ke kanan bukannya kiri dan, meskipun ia hampir segera diberitahu untuk memperbaikinya, itu sudah terlambat dan sisi kanan robek oleh gunung es.
"Pengemudi panik, dan alasan sebenarnya mengapa Titanic menabrak gunung es, yang belum pernah menemui titik terang sebelumnya, adalah karena ia memutar kemudi ke arah yang salah," kata Lady Patten yang merupakan istri mantan Menteri Pendidikan Tory, Lord (John) Patten.
Sementara itu, kakeknya, Lightoller tidak melihat saat tabrakan terjadi, bukunya Good as Gold mengungkapkan bahwa pertemuan akhir dramatis dari empat perwira senior terjadi di kabin pejabat utama tak lama sebelum kapal Titanic tenggelam. Di sana, Lightoller tidak hanya mendengar tentang kesalahan fatal, tetapi juga apa yang terjadi berikutnya, di atas jembatan.
Sementara Hitchins telah membuat kesalahan sederhana, apa yang menyusulnya adalah keputusan yang disengaja. Bruce Ismay, pemilik Titanic, White Star Line, membujuk Kapten untuk terus berlayar. Selama sepuluh menit, Titanic berlayar perlahan melalui laut.
Hal ini menambah besar tekanan air banjir yang masuk melalui lambung rusak, memaksanya dan atas melewati penutup kedap air, menenggelamkan Titanic jauh lebih awal dari yang semestinya bisa ia lakukan.
"Ismay bersikeras akan terus berjalan, tidak ada keraguan takut kehilangan investasi dan merusak reputasi perusahaannya," kata Lady Patten.
"Kapal terdekat adalah empat jam jauhnya. Bila dia tetap 'berhenti', mungkin Titanic akan mengapung sampai bantuan tiba. "Kebenaran tentang apa yang terjadi pada malam bersejarah ini sengaja dikubur dalam-dalam.”
Lightoller, satu-satunya korban selamat yang tahu persis apa yang terjadi, dan dia menjadi pahlawan perang yang diberi tanda kehormatan dua kali, memutuskan untuk menyembunyikan apa yang ia tahu ini. Dia merasa itu adalah tugasnya melindungi bosnya - White Star Line - dan para karyawannya.
Lady Patten mengatakan: "Penyelidikan itu telah menutupi kesalahan-kesalahan. Satu-satunya orang yang dia ceritakan kisah lengkapnya adalah istrinya Sylvia, nenekku.
"Sebagai remaja, saya terpesona oleh Titanic. Nenek memberitahukan kepadaku apa yang telah terjadi pada malam itu dan kami membicarakannya tanpa henti."
"Dia meninggal ketika aku berusia enam belas tahun dan, meskipun ia tidak pernah mengatakan kepadaku untuk tetap menyimpan pengetahuan itu untuk diriku, aku tidak memberitahu siapa pun.
"Hampir empat puluh tahun kemudian, setelah Nenek dan ibu saya sudah lama meninggal, saya sedang merencanakan novel kedua saya dan tersadar bahwa saya adalah orang terakhir yang masih hidup yang mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada malam saat Titanic tenggelam.
"Pengalaman luar biasa kakek saya rasanya seperti bahan sempurna untuk Good as Gold."
Kapal Titanic tenggelam di laut Atlantis pada 15 April 1912. Sebanyak 1.517 penumpang tewas dalam tragedi ini.(TempoInteraktif.com)