komunikasi, ternyata membuat tokoh oposisi Myanmar Aung San Suu Kyi, terobsesi untuk memiliki akun Twitter.
Seperti dikutip dari situs The Guardian, Senin ini, pengacara Suu Kyi mengatakan, bila Suu Kyi dibebaskan, peraih penghargaan Nobel itu ingin sekali membuat akun di jejaring mikroblog populer itu.
"Keinginan utama Aung San Suu Kyi saat ini adalah mendaftarkan diri ke Twitter, sesaat dia bebas," kata Nyan Win, pengacara Suu Kyi, yang mengunjungi Suu Kyi dua kali dalam sepekan terakhir.
Suu Kyi sendiri mulai menjalani hukuman tahanan rumah sampai sekarang, sejak Mei 2003, di saat era Twitter baru saja dimulai. Selama ini Suu Kyi tidak diperbolehkan memiliki telepon atau mengakses internet.
Suu Kyi hanya diperbolehkan untuk membaca surat kabar dan majalah pro pemerintah, serta mendengarkan radio dan menonton TV yang juga dijalankan oleh pemerintah. Hukuman tahanan rumahnya akan segera kadaluwarsa pada 13 November mendatang.
Belum ada pengumuman resmi dari pemerintah junta militer apakah hukuman itu akan diperpanjang atau tidak. Bila hukuman tidak diperpanjang, maka Suu Kyi akan menghirup udara bebas hanya beberapa hari setelah pemilihan umum pertama sejak 20 tahun terakhir, dilaksanakan pada 7 November mendatang.
Kendati selama ini terisolir, menurut Nyan Win, Suu Kyi memiliki laptop dan bisa dikatakan cukup menguasai berbagai gadget elektronik dan tidak gaptek.
Wanita 65 tahun itu ingin sekali menyapa generasi muda melalui Twitter baik di dalam negeri, maupun dari luar negeri. "Dia berharap untuk bisa nge-tweet setiap hari dan tetap terhubung," kata pengacaranya lagi.
Menurut Kementrian Postel Myanmar, saat ini ada sekitar 400 ribu pengguna internet di Myanmar, yang kebanyakan berasal dari ibukota Yangon dan kota kedua terbesar, Mandalay.(vivanews.com)