Yogyakarta -Teka-teki pengganti Mbah Maridjan, juru kunci Merapi yang meninggal akibat amukan wedhus gembel (awan panas), mulai terkuak. Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas meminta Ponimin menjadi juru kunci Merapi menggantikan Mbah Maridjan.
“Kowe saiki sing tunggu Merapi (kamu sekarang yang menunggu Merapi),” kata GKR Hemas saat mengunjungi Ponimin di rumah pengungsiannya di Dusun Ngenthak, Kelurahan Umbulmartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Kamis (28/10) siang.
Namun, permintaan GKR Hemas itu tidak langsung disanggupi oleh Ponimin. “Kula dereng saged matur sakmenika (saya belum bisa menjawab saat ini),” kata Ponimin. “Yo wis, kuwi dirembug mengko (ya sudah, nanti dibicarakan lain waktu),” kata GKR Hemas.
Selama hampir satu jam GKR Hemas beserta beberapa anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) mengunjungi Ponimin. GKR Hemas ingin mendengarkan langsung kisah Ponimin dan keluarganya yang berhasil selamat dari amukan wedhus gembel saat Merapi meletus, Selasa (26/10) petang.
Ponimin beserta istri dan anak-anaknya secara ajaib bisa selamat dari terjangan awan panas Merapi. Sementara Mbah Maridjan dan sejumlah orang yang berlindung di rumah juru kunci Merapi itu tewas akibat terjangan awan panas Merapi. Padahal, rumah Ponimin dan rumah Mbah Maridjan relatif berdekatan. Rumah Ponimin berada di sebelah timur, sekitar 100 meter dari rumah Mbah Maridjan.
Ponimin berserta istri dan anak-anaknya berlindung di balik rukuh (mukena) saat awan panas menerjang dusun Kinahrejo. Rumahnya hancur, namun Ponimin beserta istri dan anak-anaknya selamat. Ponimin hanya menderita luka bakar di telapak kaki dan salah satu anaknya menderita luka bakar di siku kanan.
Setelah berhasil keluar dari rumah, Ponimin sempat dilarikan ke rumah sakit Panti Nugroho, Pakem, Selasa (26/10) malam. Namun, keesokan harinya Ponimin dan keluarga memilih mengungsi di rumah dokter Anna Ratih Wardhani di Dusun Ngenthak, Kelurahan Umbulmartani, Kecamatan Ngemplak, Sleman hingga saat ini.
Selama mengungsi, dokter Anna merawat luka bakar di telapak kaki Ponimin. Akibat kedua telapak kakinya yang melepuh, Ponimin hingga saat ini hanya bisa duduk dan berbaring di kasur.
Di depan GKR Hemas, Ponimin juga mengaku mendapat informasi secara gaib tentang letusan Merapi. Menurut Ponimin, makhluk gaib itu bahkan memberitahu bahwa awan panas akan menerjang rumah Mbah Maridjan. Ponimin juga mengatakan Merapi masih akan meletus lagi.
“Yo wis, nek ana apa-apa, matur wae ke kraton yo (ya sudah, kalau ada apa-apa, segera lapor ke kraton),” pinta GKR Hemas. Ponimin kemudian menganggukkan kepala.
Ponimin sebenarnya juga abdi dalem berpangkat jajar (pangkat paling rendah) dengan gelar Surakso Ponihardja. Namun pada 2006 ia menyatakan mundur sebagai abdi dalem karena kecewa dengan kraton dan berseteru dengan Mbah Maridjan.
Ponimin merasa dikhianati oleh Mbah Maridjan saat dikontrak sebagai bintang iklan perusahaan jamu terkenal. Menurut Ponimin, kesepakatan awal ia dilibatkan dalam iklan produk minuman suplemen dari perusahaan. Namun belakangan ia tidak dilibatkan. Sejak saat itu Ponimin tidak lagi mau bertegur sapa dengan Mbah Maridjan.(TempoInteraktif.com)