Ada dua macam hepatitis B: akut-akan sembuh dengan sendirinya dalam enam bulan-dan kronis. Nah, penyakit Hepatitis B kronis inilah yang berbahaya. Data Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, menyatakan virus hepatitis B 50-100 kali lebih menular daripada virus yang menyerang sistem imunitas, HIV. Penularannya terjadi lewat darah dan cairan tubuh.
Kelompok berisiko tinggi adalah anak yang dilahirkan oleh ibu dengan virus HbsAg, virus penanda adanya hepatitis positif. Di Indonesia, hampir separuh penderita tertular dengan cara ini. Sisanya terinfeksi akibat sering berganti partner seks, jarum suntik yang tak steril, tato, dan tindik telinga, pernah mendapat transfusi darah yang tercemar hepatitis B, serta pernah menjalani cuci darah.
.
Yang istimewa, virus hepatitis B ini tak bisa seratus persen hilang. Tapi, menurut Ali Sulaeman, profesor hepatologi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, virus dapat ditekan dengan pengobatan yang tepat. Meskipun virus tetap ada di dalam pembuluh darah, jumlahnya sangat sedikit dan tidak ganas.
"Tapi jangan dianggap remeh," kata Ali. Menurut dia, mereka yang sudah terdeteksi mengidap penyakit Hepatitis B harus bergaya hidup sehat, dengan tidak makan makanan berlemak, menjaga berat badan. Mereka juga tidak boleh melakukan olahraga berat dengan banyak kontak fisik, seperti sepak bola, dan tidak boleh terlalu lelah. "Kelelahan adalah media subur bagi virus hepatitis B," kata pemilik Klinik Hati Prof Ali Sulaeman di Cideng.(Tempo.co)
Makin tidak bisa dianggap remeh, karena orang tidak akan merasakan gejala apa pun bila dia sudah mengidap penyakit Hepatitis B. Walaupun virus sudah bersarang di hati, orang bisa hidup normal tanpa terganggu sedikit pun. Ali mengistilahkan hati sebagai organ yang "tidak cengeng". Berbeda dengan hidung, misalnya, yang begitu kena virus, orang langsung pilek. Atau organ lain yang begitu kena virus, langsung bengkak.
Tanda-tanda Komplikasi Hepatitis B Kronis
- Mata kuning
- Muntah darah
- Badan lemas
- Perut membuncit
- Kaki bengkak