VIVAnews - Pemuda yang memiliki intelegensia (IQ) rendah cenderung lebih mudah melakukan bunuh diri lebih tinggi dibandingkan mereka yang memiliki IQ lebih tinggi. Lebih jauh lagi, pria dengan IQ paling rendah tingkat risiko bunuh diri naik hingga empat kali dibandingkan pemuda dengan IQ tertinggi.
Hasil temuan dianggap mengejutkan karena beberapa seniman ternama seperti Ernest Hemingway dan Vincent Van Gogh yang disebut-sebut sebagai orang jenius meninggal dengan cara bunuh diri dalam usia muda.
"Ada persepsi bahwa orang dengan IQ tinggi mungkin akan lebih neurotik, lebih cemas, dan lebih tertekan," ungkap Karestan Koenen, PhD, Psikolog klinis dan profesor di Harvard School of Public Health.
Koenen menjelaskan, orang dengan IQ rendah memiliki risiko bunuh diri lebih tinggi bukan hanya akibat masalah kesehatan mental, tetapi juga terkait kesehatan fisik.
Studi yang dipublikasikan di situs British Medical Journal seperti dikutip dari laman Health, melibatkan 1,1 juta tentara pria di Swedia berumur rata-rata 24 tahun. Semua responden mengikuti tes IQ antara antara usia 16 dan 25 tahun. Hasilnya, pemuda dengan IQ tinggi memiliki risiko bunuh diri 1:200, sedangkan pada pemuda ber-IQ rendah tingkat bunuh diri 1:22, melebihi angka bunuh diri rata-rata, 1:60.
Faktor usia pada orang IQ rendah meningkatkan risiko bunuh diri daripada orang-orang dengan IQ tertinggi. Status sosial ekonomi, pendidikan, dan bahkan indeks massa tubuh orang dengan IQ terendah lebih tinggi 3,5 kali untuk bunuh diri. Penelitian yang sama tidak berlaku pada wanita, dan pria lebih dewasa.