Pages

Saturday, March 31, 2012

7 Cara Melindungi Akun Twitter


Rasa percaya diri Twitter bisa jadi meningkat setelah mengakuisisi perusahaan keamanan internet, Diasent. 

Pertanyaannya, apakah serangan malware dan serbuan iklan akan dapat dihalau dengan mudah oleh Diasent? Jika pesimistis dengan kondisi tersebut, berikut ini tujuh cara melindungi akun Twitter anda dari gangguan malware, pembajakan, virus, dan serbuan iklan. 

1. Gunakan aplikasi BitDefender Safego 

Anda harus yakin bahwa akun yang anda ikuti bukan bot, akun bajakan atau bahkan akun palsu. Untuk mengetahuinya, Anda dapat menggunakan aplikasi BitDefender Safego. Aplikasi ini juga dapat digunakan pada Facebook. 

2. Hindari setiap penawaran menarik 

Jika ada yang menawarkan barang gratis melalui link, misalnya beli iPad dapat rumah, Anda jangan klik link tersebut. Kemungkinan link tersebut akan mengarahkan Anda ke situs palsu yang mengakibatkan data-data pribadi Anda dicuri. 

3. Cari tahu siapa yang mengirim pesan 

Para penipu biasanya suka mengirimkan pesan melalui Direct Message, @ (mention) atau notifikasi email via DM. Biasanya setiap pesan akan dicantumkan link, sebaiknya acuhkan link tersebut. Gunakan juga aplikasi BitDefender Safego agar lebih yakin. 

4. Jangan termakan rayuan follow back 

Agar dapat menipu Anda dan membajak akun Anda, seringkali para penipu akan menulis 'Ikuti saya, maka saya akan mengikuti Anda'. Rayuan tersebut juga biasanya disusupi link berbahaya. 

5. Matikan JavaScript pada browser 

Beberapa virus worm pada Twitter menggunakan JavaScript untuk membajak akun Twitter. Matikan JavaScript agar terhindar dari kemungkinan terburuk. 

6. Cek status Twitter 

Selalu cek status Twitter untuk mengetahui kabar terkini tentang penipuan atau virus yang menyerang Twitter. Anda dapat melihat status Twitter melalui situs www.status.twitter.com. 

7. Gunakan Antivirus 

Kalau Anda tidak mau repot, Anda gunakan antivirus. Banyak antivirus yang dapat Anda temukan melalui mesin pencari Google. Jadi, silahkan pilihlah salah satu. 

Sumber : www.mediaindonesia.com

Lapisan Es Tertua Laut Artik Mencair


Studi terbaru oleh ilmuwan NASA, Joey Comiso, menemukan bahwa es tertua dan tertebal di Laut Artik menghilang alias mencair lebih cepat daripada lapisan es yang lebih muda dan tipis. Penemuan tersebut dipublikasikan di Journal of Climate yang terbit bulan Februari 2012. Pencairan es tertua tersebut membuat kawasan Artik semakin terancam.

"Tutupan es di Artik menjadi semakin tipis karena kehilangan lapisan es tebal secara cepat. Pada saat yang sama, suhu permukaan di Artik meningkat, menyebabkan semakin pendeknya musim pembentukan es," kata Comiso yang dikutip NASA.


Dalam penelitian, Comiso membandingkan tutupan es abadi pada tahun 1980 dan tahun 2012. Data diambil dengan satelit pada tanggal 1 November 1979-31 Januari 1980 dan 1 November 2011-31 Januari 2012. Pengambilan data dilakukan dengan satelit Nimbus-7 milik NASA dan Special Sendor Microwave Imager/Sounder (SSMS) milik Defense Meteorological Satellite Program (DMSP).

Citra yang diambil bisa dilihat dalam gambar di atas. Wilayah yang tertutup es abadi digambarkan dengan warna putih terang dan wilayah rata-rata yang tertutup es berwarna biru hingga putih susu. Hasil pencitraan menunjukkan bahwa luasan es abadi (semua wilayah permukaan laut yang tertutup es abadi minimal 15 persen) menurun sebesar 15,1 persen per dekade.

Sementara wilayah es abadi (area yang sepenuhnya tertutup oleh es abadi) juga mengalami penurunan cukup signifikan, sebesar 17,2 persen per dekade.

Ilmuwan mengenalkan tiga jenis es. Es abadi adalah es yang tetap beku lebih dari dua musim panas. Es musiman adalah es yang terbentuk pada musim dingin dan cepat mencair. Sementara es perenial adalah es yang bisa bertahan paling tidak satu musim panas.

Dari penelitian, Comiso menemukan bahwa luas es perenial mengalami penurunan sebesar 12,2 persen per dekade. Sementara area es perenial menurun 13,5 persen per dekade.

"Butuh suhu dingin yang cukup panjang bagi es abadi untuk berkembang lebih tebal sehingga bisa bertahan di musim panas dan membalikkan tren ini," tambah Comiso.

Sumber : sains.kompas.com