Pages

Saturday, September 1, 2012

Keistimewaan Musim Gugur


Musim gugur adalah musim yang istimewa. Pada musim ini, di negeri-negeri beriklim sedang, langit yang biru, hari yang cerah, dan malam yang sejuk secara bertahap menghiasi bukit yang ditumbuhi pepohonan dengan beragam nuansa warna antara kuning, jingga, dan merah. Pada musim ini, pohon-pohon yang selalu hijau seperti cemara dan aras menjadi paduan yang sangat serasi bagi warna merah dan kuning terang dari pohon-pohon lain yang meranggas.

Musim gugur sangat digemari terutama di negeri-negeri Asia seperti Jepang dan Korea. Di Jepang, orang sering ”berburu warna-warni musim gugur”—istilah mereka untuk tamasya di musim gugur yang memungkinkan mereka untuk mengagumi karya seni ciptaan alam.





Warna-warni musim gugur merupakan bagian dari proses pohon-pohon mempersiapkan diri untuk menghadapi musim dingin. Hari-hari yang lebih singkat selama musim gugur mengingatkan jam biologis pada pohon untuk mulai menghentikan penyediaan air dan nutrisi ke daun. Setiap lembar daun bereaksi dengan membuat suatu lapisan pemisah pada pangkal tangkainya. Lapisan ini—terdiri dari suatu zat yang menyerupai gabus—menghambat aliran sirkulasi dari daun ke seluruh bagian pohon dan pada akhirnya menyebabkan daun gugur dari pohon.

Seraya proses ini berlangsung, pigmen-pigmen karotenoid mulai membubuhkan warna kuning atau jingga pada dedaunan. Pigmen-pigmen ini biasanya ada sepanjang musim panas, tetapi tidak tampak karena adanya klorofil hijau yang dominan pada daun. Di pihak lain, warna merah sebagian besar berasal dari antosian, suatu pigmen yang baru dihasilkan oleh daun pada musim gugur. Selama musim gugur, klorofil terurai, dan pigmen kuning dan merah menjadi menonjol. Sewaktu tidak ada lagi klorofil yang tersisa, daun pohon poplar menjadi kuning terang sedangkan daun pohon maple menjadi merah menyala.

Kebanyakan pencinta alam telah mengamati bahwa pemandangan musim gugur bervariasi dari tahun ke tahun dan dari tempat ke tempat. Hal ini sebagian besar bergantung pada jenis pohon meranggas yang terdapat di wilayah itu. Misalnya, beberapa spesies pohon maple menghasilkan warna-warna merah yang sangat mencolok. Banyak spesies pohon ini tumbuh secara alami di Asia dan sering ditanam di taman dan kebun.

Faktor lain adalah iklim—jumlah antosian yang dihasilkan daun-daun banyak bergantung pada cuaca. Siang hari yang cerah dan malam yang dingin menyebabkan daun menghasilkan jumlah antosian yang maksimum. Musim gugur di Timur Jauh biasanya memungkinkan keadaan ini. Jepang dan Korea adalah negeri-negeri yang memiliki banyak gunung. Banyak bukit di sana dipenuhi dengan berbagai varietas pohon yang meranggas sehingga menyediakan lingkungan yang tepat bagi para pengunjung untuk mengamati warna-warna musim gugur.

Thursday, August 30, 2012

Laba-Laba Yang Menyamar Sebagai Semut


ADA seekor laba-laba kecil (Mymarachne formicaria) yang menyusup ke dalam sarang semut dan tinggal dalam penyamaran di antara musuh-musuhnya. Agar tidak terdeteksi, ia mengubah penampilan dan kebiasaannya sedemikian rupa sehingga tidak diketahui. Hal ini penting karena jika diganggu, semut-semut itu akan menjadi cukup ganas. Karena tubuh laba-laba berbeda dengan semut, akting ini tidaklah mudah.

Semut memiliki enam kaki dan dua sungut (antena), sedangkan laba-laba memiliki delapan kaki dan tidak punya sungut. Jadi, bagaimana caranya laba-laba ini membuat dirinya terlihat bagaikan semut? Begini, ia berlari ke sarang semut dengan enam kaki, dan ia mengarahkan dua kaki lainnya ke depan sehingga kelihatan seperti sungut.



Selain itu, laba-laba menggerakkan dua sungut palsu itu dengan cukup meyakinkan. Ia menggerak-gerakkan kedua kakinya sedemikian rupa sehingga mirip dengan sungut asli. Bahkan si pakar menyamar ini bisa meniru cara semut berjalan, tersendat-sendat dan zig zag!

Laba-laba berupaya menjadi sama dengan semut dalam segala hal, karena diakui sebagai penghuni sarang semut adalah penting bagi keselamatannya. Berada dalam sarang semut, laba-laba itu mendapatkan perlindungan dari musuh-musuh alaminya, termasuk tawon pemburu laba-laba. Burung penyanyi (songbird), yang mengganggap laba-laba sebagai makanan yang lezat, juga tidak mencoba menyantapnya. Bahkan laba-laba yang memburu laba-laba lain juga tertipu oleh ”sungut” si peniru.

Namun, jika seekor burung, kadal, atau beberapa hewan lain menyerang komunitas semut ini, dengan cepat si laba-laba kembali ke identitasnya yang sesungguhnya dan kabur. Laba-laba mempunyai penglihatan yang lebih baik daripada semut, ia bisa loncat, sedangkan semut tidak—semuanya itu memudahkannya untuk melarikan diri.

Selama siang hari, laba-laba berupaya sebisa-bisanya agar tidak terdeteksi di dalam sarang semut. Akan tetapi, pada malam hari, ia menjadi aktif dan menangkapi semut-semut di dalam sarang yang ia jadikan sebagai rumah persembunyiannya itu! Jika kegiatan laba-laba itu diketahui, ia akan memanfaatkan kedelapan kakinya untuk melarikan diri dengan cepat.

Laba-laba jantan mungkin ditemani oleh yang betina di dalam sarang semut. Sang betina tidak hanya memperlihatkan kesetiaannya kepada pasangannya tetapi juga banyak inisiatif. Ia membangun penutup dari benang sebagai pelindung dalam sarang semut, yang bukan hanya melindungi pasangannya melainkan juga bagi telur-telurnya.

Atmosfer Bumi Penunjang Kehidupan Manusia

Atmosfer bumi merupakan suatu lautan udara yang mengelilingi bumi hingga ketinggian kira-kira 80 kilometer. Beratnya lebih dari 5.000.000.000.000.000 (5 kuadriliun) ton dan menekan kepala kita dengan kekuatan 1,03 kilogram per sentimeter persegi atau 101 kilopascal atau 1.013 milibar di atas permukaan laut. Tanpa tekanan udara tersebut, manusia tidak dapat hidup, mengingat tekanan tersebut mencegah menguapnya cairan tubuh.Bagian atas atmosfer tidak memiliki cukup tekanan udara untuk menunjang kehidupan manusia.

Tanpa atmosfer bumi, tidak akan ada medium yang dapat membuat debu melayang-layang yang memungkinkan terbentuknya tetesan air. Sehingga, tidak akan ada hujan. Jika bukan karena atmosfer, manusia akan hangus oleh sinar matahari yang langsung, dan akan beku kedinginan pada malam hari. Syukurlah, atmosfer berfungsi bagaikan selimut, yang menjerat sebagian panas matahari sehingga malam tidak terlalu dingin.


Lagi pula, atmosfer menyediakan perlindungan terhadap jatuhnya meteor dari ruang angkasa yang dapat membahayakan penduduk bumi. ”Benda-benda padat dari ruang angkasa,” Herbert Riehl menjelaskan dalam bukunya Introduction to the Atmosphere, ”jatuh di batas luar dari atmosfer dengan berat keseluruhan kira-kira beberapa ribu ton per hari.” Akan tetapi, kebanyakan meteor hancur di atmosfer sebelum mencapai permukaan bumi.

Atmosfer membuat hidup manusia lebih menyenangkan. Ia memberikan manusia langit yang biru dan indah, awan putih besar, hujan yang menyegarkan, serta terbit dan terbenamnya matahari yang sangat indah. Selain itu, tanpa atmosfer manusia tidak dapat mendengar suara dari orang-orang yang di cintai, juga tidak dapat mendengarkan musik favoritnya. Mengapa? Karena gelombang suara membutuhkan suatu zat sebagai penghantar. Udara merupakan pembawa suara yang sempurna, sedangkan di luar angkasa tidak ada suara yang dapat terdengar.

Tentu saja, semakin banyak yang di ketahui tentang atmosfer, semakin banyak alasan manusia untuk merasa takjub. Komposisinya yang terdiri dari nitrogen, oksigen, dan beberapa gas lain yang jumlahnya sangat sedikit begitu tepat. Ukuran bumi juga begitu tepat untuk mempertahankan keseimbangan. Seandainya bumi lebih kecil dan beratnya kurang, gravitasinya akan terlalu lemah, dan banyak dari atmosfer bumi yang berharga akan terlepas ke ruang angkasa.

Akan tetapi, sungguh menyedihkan ”keseimbangan yang pelik ini” sedang dikacaukan oleh gaya hidup manusia modern. Akan tetapi, ada dasar untuk optimis,yakin bahwa atmosfer bumi yang berharga bisa di selamatkan asalkan segenap manusia di bumi ini saling bekerjasama untuk menjaga keseimbangan bumi ini.