Pages

Monday, December 10, 2012

Kumpul Kebo-Menguntungkan atau Merugikan?

Zaman telah berubah drastis dan demikian pula sikap beberapa orang terhadap perkawinan. Survei menunjukkan bahwa di negara-negara maju dan berkembang,kumpul kebo tanpa pernikahan merupakan mode atau gaya hidup. Mungkin gaya hidup ini sejalan dengan perkembangan zaman sehingga banyak orang tanpa ragu mempraktekkannya.


Beberapa orang memberi alasan bahwa pengaturan hidup bersama masuk akal, karena ini memungkinkan pasangan tersebut saling mengenal dengan baik sebelum memasuki ikatan perkawinan yang lebih permanen. Keuntungan lain yang diajukan oleh beberapa orang: Ini memungkinkan pasangan tersebut mengurangi pengeluaran dengan menanggung bersama ongkos sewa,ini membuat mereka hidup mandiri dari orang tua mereka,ini menyediakan persahabatan yang dibutuhkan, termasuk hubungan seksual. Pasangan-pasangan tidak menikah yang berusia lebih tua mengatakan bahwa dengan kumpul kebo mereka tidak kehilangan tunjangan keamanan sosial dari pemerintah.

Namun demikian, ada satu sanggahan yang kuat terhadap kumpul kebo tanpa perkawinan yaitu: Pihak mana pun dapat mengakhiri pengaturan ini kapan saja hanya dengan meninggalkan pihak lainnya. Kenyataannya berdasarkan fakta yang ada separuh dari hubungan kumpul kebo tidak bertahan sampai dua tahun, dan dari 50 sampai 75 persen berakhir dalam kurang dari lima tahun.

Segelintir orang yang menganjurkan pengaturan hidup bersama mungkin menganggap akta perkawinan hanya sebagai ”selembar kertas”, sesuatu yang tidak memiliki nilai praktis. Sikap ini juga dipertunjukkan dalam opera sabun dan film-film di TV, dan juga dalam kehidupan pribadi orang-orang terkenal. 

Ternyata bila hal ini dikaji secara mendalam, kumpul kebo hanya akan merugikan. Rasa bersalah, takut, egois demi kesenangan sesaat, luka emosi pasti akan di rasakan oleh pihak-pihak yang telah terlibat. Kesimpulannya : adalah baik hidup bersama dengan ikatan yang sah secara hukum dan agama.