Pages

Tuesday, December 21, 2010

Cerita Cangkok Ginjal Pelatih Timnas Alfred Riedl

Jakarta, Bermuka dingin dan jarang tersenyum begitulah mungkin penilaian banyak orang terhadap pelatih Timnas Alfred Riedl. Tapi muka jutek Riedl tidak membuat fans-nya takut malah dia begitu dicintai yang membuat penggemarnya di Vietnam rela memberikan ginjalnya untuk sang pelatih.

Riedl adalah salah satu pelatih Vietnam yang berhasil membawa negeri itu ke era kejayaan sepakbola Asia Tenggara. Riedl begitu dicintai rakyat Vietnam berkat prestasi kerjanya selama enam tahun.

Tapi cerita mengharukan terjadi ketika Riedl mengumumkan akan melakukan operasi cangkok ginjal sekitar tahun 2006. Begitu rencana operasi cangkok ginjal diumumkan, puluhan penggemar dari berbagai kalangan berbondong-bondong menawarkan diri sebagai donor gijal.

Saat melatih Vietnam, Riedl memang sudah punya masalah ginjal. Pelatih asal Austria tersebut harus melakukan dialisis atau cuci darah hingga 3 kali seminggu karena ginjalnya sudah tidak berfungsi.

Kelainan ginjal tersebut sudah dialami Riedl selama 12 tahun dan makin memburuk justru saat ia dibutuhkan oleh Timnas Vietnam. Beruntung ia punya banyak penggemar setia yang tak ingin tim asuhannya gagal di Piala Asia 2007. Seperti dikutip Dailymail, donor ginjalnya tak lain adalah seorang supporter fanatik di negeri Paman Ho tersebut.

Operasi pencangkokan lalu dilakukan di Wina Austria. Ia hampir kehilangan nyawa jika tidak segera mendapatkan donor ginjal. Para calon donor itu ada yang berprofesi sebagai pegawai bank, sopir truk, pedagang dan bahkan ada yang datang dari kalangan biksu atau biarawan. Semua hanya punya satu keinginan, Riedl cepat sembuh dan kembali menangani Timnas kesayangannya.

"Saya rela mendonorkan ginjal agar saya dan Riedl sama-sama mendapatkan karma yang baik," ungkap Dong Phap, biksu berusia 32 tahun dari Provinsi Phu Tho yang ketika itu juga berminat menjadi donor.

Namun rupanya tidak mudah untuk mendapatkan ginjal yang sesuai dengan kebutuhan Riedl. Kendala yang paling banyak menggagalkan niat baik para calon donor adalah ketidaksesuaian ukuran ginjal dan golongan darah dengan yang dibutuhkan oleh Riedl.

Operasi pencangkokan baru bisa dilakukan pada Maret 2007, hanya beberapa bulan sebelum turnamen Piala Asia digelar pada Juli 2007. Identitas donor dirahasiakan, namun situs AFC menyebut Riedl mendapatkan ginjal tersebut dari seorang penggemar di Vietnam.

Sang pelatih Riedl pun akhirnya bisa sehat kembali, tapi sayang dia harus meninggalkan Vietnam karena dianggap gagal membawa skuad Under 23-nya yang kalah adu penalti dari Myanmar di babak semifinal SEA Games XXIV tahun 2007. Riedl sempat menjadi pelatih Laos dan kini ia menangani Timnas PSSI.

Seperti dilansir dari Mayo Clinic, Selasa (21/12/2010), cangkok ginjal merupakan terapi untuk gagal ginjal dengan memanfaatkan ginjal sehat yang diperoleh dari donor. Selain dari donor mati (kadaver), bisa juga diperoleh dari donor hidup sebab donor tersebut masih bisa hidup normal dengan hanya 1 ginjal.

Karena memiliki risiko kegagalan cukup tinggi, tidak semua pasien gagal gijal bisa melakukan pecangkokan. Pasien yang mengalami komplikasi kanker, infeksi usus atau gangguan jantung dan pembuluh darah tidak dianjurkan untuk menjalani cangkok ginjal.

Kegagalan cangkok ginjal pada umumnya dipicu oleh penolakan sistem kekebalan tubuh terhadap masuknya benda asing, dalam hal ini ginjal baru. Untuk itu biasanya selama masa pemulihan, pasien mendapat immunosupresan untuk melemahkan sistem kekebalan tubuh.

Sumber:http://www.detikhealth.com/read/2010/12/21/155959/1529952/763/cerita-cangkok-ginjal-pelatih-timnas-alfred-riedl?881104755