Pages

Saturday, November 20, 2010

Penemu Planet Itu Orang Indonesia

 Jakarta - HIP 13044 b adalah nama planet seukuran planet Jupiter yang baru ditemukan dan lahir di luar galaksi kita, Milky Way. Sang penemu adalah Johny Setiawan, ahli astrofisika kelahiran Jakarta 16 Agustus 1974.

Johny dan timnya menemukan planet tersebut ketika melihat benda bergerak mengelilingi induk bintangnya. Menggunakan spectrograph dengan teleskop 2,2 meter di European Southern Observatory's La Silla Observatory, Cile, ia meyakini bahwa benda itu adalah sebuah planet.

“Penemuan ini adalah bagian dari studi kami. Kami selalu mencari exoplanets yang mengorbit di sekitar bintang yang hampir mati,” kata Johny, yang berkerja di Max Planck Institute for Astronomy (MPIA) dan penulis Science paper.

Exoplanet atau extrasolar planet adalah planet yang berada di luar sistem tata surya kita. “Penemuan ini membuat kami semangat. Sebab, letaknya yang sangat jauh dari bumi sekitar 2.000 tahun cahaya,” kata Johny, yang kini tinggal di Heidelberg, Jerman.

Jarak HIP 13044 b yang dekat dengan induk bintangnya itu membuat masa orbitalnya hanya 16 hari. Bintang itu sendiri sudah melawati fase red giant, yakni ukurannya membengkak dari diameter aslinya sebelum mati karena kehabisan hidrogen.

Menurut Johny, matahari kita pun akan mengalami hal serupa dalam sekitar lima miliar tahun mendatang. “Bintang itu berputar relatif cepat,” katanya. “Akibatnya, bintang itu menelan planet di sekitarnya saat terjadi fase red giant. Setelah itu putarannya malah lebih cepat lagi.”

Johny, yang mengusai lima bahasa: Indonesia, Jerman, Inggris, Perancis, dan Spanyol, menambahkan bahwa masih ada pertanyaan yang berlum terjawab tentang bagaimana planet itu bisa terbentuk. Padahal, planet itu mengorbit di sekitar bintang yang memiliki sedikit elemen kimia, selain hidrogen dan helium.

Ini merupakan kejadian langka. “Ini masih teka-teki. Bagaimana bisa bintang yang hanya mengandung sedikit elemen kimia dapat membentuk sebuah planet,” kata Johny. “Planet di sekitar bintang seperti ini pasti terbentuk tidak seperti planet pada umumnya.”

Sumber:http://www.tempointeraktif.com/hg/sains/2010/11/19/brk,20101119-292980,id.html