Pages

Saturday, October 2, 2010

Teori Konspirasi Serangan Teroris 9/11

 Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad menyatakan kebanyakan orang di dunia percaya Amerika Serikat berada di balik serangan teroris pada 11 September 2001. Hal itu dikatakan Mahmoud pertemuan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) pekan lalu.

Pernyataan itu dianggap menggelikan bagi kalangan barat. Survey menunjukkan mayoritas masyarakat di dunia tidak percaya bahwa Amerika yang mengatur serangan tersebut.

Namun pendapat tersebut dipercaya kuat kalangan minoritas, seperti Turki dan Amerika Serikat sendiri. Pendapat ini tidak dapat dihentikan karena sesungguhnya menunjukkan jurang pemikiran politik dan persepsi, khususnya antara dunia Barat dan kebanyakan umat muslim.

Seorang pengusaha di Ankara-Turki, Ugur Tezer, mengatakan kemungkinan teori itu benar. "Ketika pertama kali saya mendengar mengenai serangan itu, saya pikir Obama, namun kemudian saya berpikir mungkin AS melakukannya untuk menekan muslim," ujarnya seperti dikutip Associated Press, Sabtu 2 Oktober 2010.

Belas kasih untuk Amerika setelah serangan, namun teori konspirasi beredar kemudian. Hal tersebut tidak dilakukan Al-Qaeda, namun Amerika atau Israel. Beberapa minggu setelah serangan, di PBB, Presiden George W Bush mendesak dunia untuk tidak mentolerir "teori konspirasi" yang dibelokkan menjadi biang keladi dan menyalahkannya.

Namun pada perang berikutnya di Iraq dan Afghanistan, Amerika dituding membunuh warga negaranya sendiri, konon untuk membenarkan aksi militer di Timur Tengah dan melindungi Israel. Survey pada 2006 oleh Pew Global Attitudes Project menghasilkan mayoritas di Mesir, Indonesia, Yordania, dan Turki tidak percaya orang Arab melakukan serangan.

Dua tahun kemudian, dalam jajak pendapat dari 17 negara oleh WorldPublicOpinion.org, menghasilkan bahwa mayoritas percaya Al-Qaida berada di balik serangan. Namun pemerintah AS disalahkan oleh 36 persen responden dari Turki dan 27 persen dari Palestina.

Keyakinan ini seperti dua koin mata uang. Bahkan di Amerika sendiri sebanyak 36 persen berpikir agak atau sangat mungkin para pejabat AS berpartisipasi dalam serangan atau tidak mengambil tindakan untuk menghentikan mereka. Hasil itu diambil dari jajak pendapat Scripps Howard terhadap 1.010 orang Amerika.

Kontroversi atas tindakan dan kebijakan Amerika, termasuk pernyataannya yang menuduh Saddam Hussein memiliki senjata pemusnah massal. Hal ini memperkuat persepsi tentang konspirasi.

"Awalnya saya ragu teori konspirasi. Tapi setelah melihat kejadian di tahun-tahun kemudian, saya tidak punya keraguan bahwa operasi mereka sendiri untuk mencari dalih untuk memukul negara muslim," Kata Shaikh Mushtaq Ahmed, seorang manajer di sebuah Bank di Pakistan.(vivanews.com)