Pages

Thursday, October 14, 2010

Industri Porno AS Terhenti karena Para Aktor HIV

 Los Angeles - Lebih dari enam perusahaan hiburan pornografi bernilai miliaran dolar di California menghentikan produksi karena para aktor positif HIV.

Vivid Entertainment Group dan Wicked Pictures di antara perusahaan yang mengumumkan untuk menghentikan produksi sebagai tindakan pencegahan.

"Dari perspektif Vivid, tidak ada pertanyaan lagi ketika kita mendengar hal ini. Kami segera menutup produksi dan berkata, 'mari kita mendapatkan fakta dan mengevaluasi mereka sebelum kita bergerak maju'," kata Steven Hirsch, pendiri Vivid, salah satu pembuat film dewasa terbesar, Rabu (13/10).

"Perusahaan hiburan dewasa bertindak secara bertanggung jawab. Dan tidak ada yang ingin melihat orang lain positif HIV saat tes, jika ada yang bisa mereka lakukan untuk menghentikannya," katanya.

Aktor dalam film produksi Wicked Pictures menggunakan kondom. Namun Steve Orenstein, presiden perusahaan mengatakan, dua rencana produksi terpaksa ditahan, karena sangat tergantung pada hasil tes HIV lebih lanjut dari sebuah klinik yang melayani industri pornografi ini.

PinkVisual Productions juga dijadwalkan menghentikan produksi selama setidaknya beberapa minggu. Adult Video News melaporkan penghentian produksi juga terjadi di Hustler Video, Digital Playground, Jennaration X Studios, Girlfriends Films, dan Kick Ass Pictures.

Identitas dan jenis kelamin dari aktor yang positif HIV belum dirilis oleh Adult Industri Medical Healthcare Foundation (AIM),

klinik yang menemukan kasus itu. Klinik ini bekerja untuk mengidentifikasi dan menguji di depan kamera para mitra aktor.

Sejak mewabah pada 2004, sebanyak 25 kasus HIV telah ditemukan di klinik AIM. "Dan setidaknya delapan orang dari mereka adalah artis film dewasa," kata Dr Robert Kim-Farley, direktur Penyakit Menular dari Departemen Kesehatan Masyarakat Los Angeles County.

Pejabat Kesehatan Masyarakat setempat telah mengatakan kurangnya luas penggunaan kondom pada set film porno telah menempatkan pelaku berisiko tertular HIV dan penyakit lainnya. Produser film dewasa mengatakan, pemirsa beranggapan penggunaan kondom adalah hal menyimpang.

"Kami sangat merasa bahwa penggunaan kondom harus diminta dalam industri ini. Seperti pekerja konstruksi tidak akan masuk ke lokasi pembangunan tanpa topi pelindung. Seorang pemain film dewasa tidak boleh melakukan tindak seksual yang tidak aman tanpa kondom," kata Kim -Farley.

Tahun lalu, seorang wanita dinyatakan positif HIV setelah terlibat dalam film dewasa. Dan pada 2004, terjadi wabah HIV yang membuat panik beberapa aktor. Industri ini terpaksa menutup sebentar produksi di beberapa studio di California.

Dalam beberapa tahun terakhir, advokat dan pejabat kesehatan telah berdebat dengan produsen film porno dan para pendukung kebebasan berbicara atas penggunaan kondom dalam film dewasa.

Para pejabat negara untuk keselamatan kerja di California kini sedang mempertimbangkan memperkuat aturan yang dirancang untuk mencegah penularan penyakit dengan mewajibkan penggunaan kondom dalam adegan film.

Para pejabat kesehatan dan keselamatan kerja mengatakan bahwa mereka telah meminta klinik membagikan catatan riwayat pekerjaan seorang pekerja yang terinfeksi HIV, namun pihak klinik belum memenuhi permintaan itu. Pengacara untuk klinik San Fernando Valley mengatakan bahwa hal itu sepenuhnya sesuai dengan hukum pelaporan dan privasi.

HIV menyebar paling sering tidak hanya melalui hubungan seksual saja, tetapi menular melalui penggunaan bersama jarum suntik untuk narkoba, produk-produk darah yang terinfeksi, juga karena bayi yang disusui oleh perempuan terinfeksi HIV.

HIV adalah penyebab AIDS, penyakit kekebalan yang secara bertahap menghancurkan kemampuan tubuh untuk melawan penyakit.

"Dalam sebulan, Vivid menghabiskan rata-rata US$250.000 untuk membuat empat film, yang membutuhkan total 12-15 hari syuting," kata Hirsch.

Saat ini, kata dia, perusahaan memiliki cadangan film yang belum pernah dirilis. Bulan-bulan mendatang akan berlangsung tanpa kegiatan produksi film baru. "Dan ini mempengaruhi jadwal rilis film produksi Vivid," tambahnya.

Mark Kernes, editor senior di Adult Video News, mengatakan ia mengharapkan sejumlah perusahaan menghentikan produksi hingga berhasil diketahui perusahaan mana yang memiliki hubungan dengan aktor yang terjangkit HIV.

"Tidak jelas bagaimana hasil penjualan akan terpengaruh oleh jadwal produksi yang terhenti, karena banyak perusahaan seperti Vivid bisa mempertahankan penjualan dengan daftar judul yang belum pernah dirilis," kata Kernes.

Seperti industri hiburan lainnya, produsen film dewasa juga terimbas dampak resesi dan perkembangan internet yang memungkinkan orang dengan bebas membajak sebuah film dewasa.

Tahun lalu, penerbit majalah Hustler Larry Flynt dan CEO Girls Gone Wild Joe Francis meminta bantuan federal sebesar US$5 miliar lantaran penjualan dan penyewaan DVD film dewasa turun 22%(inilah.com)